“Sudahkah Kita Merdeka Secara Mental?”
Oleh: Fitri Nuraini, (siswi kelas XII IIS-2)
Indonesia adalah negara yang sangat subur dan kaya akan hasil rempah-rempah ataupun hasil bumi. Sehingga wajar jika negara lain merasa iri terhadap kekeayaan Indonesia dan banyak negara yang ingin menguasainya. Itu merupakan awal bagi bangsa Indonesia yang menderita selama berabad-abad dalam menghadapi kolonialisme. Hanya ingin merasakan hidup tenang, nyaman dan tentram apalagi hidup sejahtera adalah hal yang mustahil bagi warga Indonesia pada saat itu. Semua kondisi itu berakhir berkat perjuangan rakyat dan para pahlawan Indonesia.
Lalu, Bagaimana dengan kita sebagai pelajar yang hanya merasakan hasilnya? Sudahkah sikap kita mencerminkan warga Indonesia yang bersyukur dan berterimakasih atas perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan?
Indonesia memang sudah merdeka secara fisik maupun rohani. Namun secara mental kita sebagai pelajar kembali terjajah. Terutama dalam menghadapi perkembangan teknologi yang semakin maju. Sebut saja gadget, tentu tidak asing bukan? Tanpa disadari kita telah diperbudaknya. Tak jarang aktivitas sehari-hari kita tak lepas dari makhluk yang bernama gadget. Saat berjalan membalas chating, sambil duduk berkumpul sama teman pun malah asik nge-game (baca:Mobile Legend). Bahkan saat tidur sang gadget menemani di samping bantal. Sampai tidur terbangun yang pertama dicari adalah gadget. Sedikit masalah mencari di google. Benar bukan? Apakah itu yang dinamakan merdeka secara mental? Seakan-akan gadget adalah penjajahan modern tanpa kita sadari sebagai bangsa terlebih sebagai pelajar. Pengaruh globalisasi yang berkembang pesat terutama di bidang teknologi tidak jarang anak muda salah mengoperasikannya. Dalam penggunaan terkadang mereka memosting video yang tidak sewajarnya baik di youtube, Tik tok, ataupun media sosial lainnya seperti facebook ataupun tweeter. Bahkan beberapa minggu kemarin telah beredar video gladiator yang di pertunjukan pelajar Jawa Barat yang seakan-akan dengan bangga seperti seorang artis yang akan dapat banyak penggemar. Apakah itu pantas disebut sebagai seorang pelajar? Mereka tidak tersadar bahwa kelakuan mereka dapat menjatuhkan moral bangsa kita.
Jiwa muda adalah di mana mereka sedang dalam keadaan labil, mudah terpengaruh, sulit terlepas dari zona nyaman walaupun itu kurang enak dipandang. Namun sebagian generasi penerus bangsa ini terutama seorang pelajar kita dapat meneladani sikap pahlawan dan mengambil nilai-nilai patriotisme kemudian kita terapkan di kehidupan masa sekarang dan memerjuangkan kehidupan yang akan datang dan tetap menjaga nasionalisme dalam kehidupan bernegara.
Sebagai sorang pelajar yang berpendidikan kita harus dapat mengendalikan diri walaupun era globalisasi malaju pesat. Jangan mau menjadi korban perubahan zaman karena kita adalah agent of change.
Mari bangkit walau sulit
Build Our Dream
Selamat HUT 73 Reublik Indonesia